Saturday, January 11, 2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode. Itulah yang biasanya dirasakan oleh mereka yang bukan berlatar-belakangkan pendidikan guru. Apalagi belum memiliki pengalaman mengajar yang memadai. Sungguhpun begitu, baik dia berlatar belakang pendidikan guru maupun dia yang berlatar belakang bukan pendidikan guru, dan sama-sama minim pengalaman mengajar di kelas, cenderung sukar memilih metode yang tepat. Tetapi ada juga yang tepat memilihnya, namun dalam pelaksanaannya menemui kendala, disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan. Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
Dengan adanya pemilihan dan penentuan metode yang tepat seorang guru hendaknya mengetahui fungsi-fungsi dalam menentukan metode yang yang harus di terapkan kepada peserta didik di dalam kelas baik itu sebagai pendorong dalam kegiatan belajar mengajar, sebagai strategi mengajar, sebagai alat untuk mencapai tujuan.Metode yang dipergunakan dalam belajar mengajar bermacam-macam metode dan banyak permasalahan yang telah di temukan dalam proses belajar mengajar baik dari segi faktor anak didik, tujuan yang ingin dicapai, situasi, fasilitas dan dana yang tersedia, Guru, sifat materi yang akan ingin disampaikan. Maka dari itu guru diharapkan agar mengetahui fungsi-fungsi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya agar dalam penentuan suatu metode dalam mengajar dapat menggairahkan belajar anak didik untuk mencapai tujuan pengajaran.


1.2 Rumusan Masalah
1.2.1  Apakah fungsi-fungsi dari metode mengajar?
1.2.2 Apakah Faktor-faktor  yang harus dipertimbangkan dalam menentukan Metode Mengajar?


1.3 Tujuan
1.3.1  Untuk mengetahui fungsi-fungsi dari metode mengajar.
1.3.2 Untuk mengetahui faktor-faktor yang harus mempertimbangkan dalam menentukan Metode mengajar.






















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fungsi-fungsi Metode Mengajar.
            Kegiatan belajar mengajar tidak bisa terlepas dari penggunaan suatu Metode Mengajar. Metode yang berasal dari Bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Maka metode menyangkut masalah kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi dari metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan pengertian dari mengajar yaitu membantu dan membimbing untuk memudahkan siswa unutk menjalalani proses perubahannya sendiri.
Kemudian menurut Biggs (1991)  mengajar diartikan menjadi tiga macam yakni;
Kuantitatif
Mengajar diartikan sebagai transmission of knowledge, yakni penyebaran pengetahuan. Dalam hal ini, guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada peserta didik dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya peserta didik bukan tanggung jawab pendidik.
Institusional
Mengajar adalah penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini, pendidik dituntut untuk selalu siap menyesuaikan berbagai teknik mengajar terhadap peserta didik yang memiliki berbagai macam tipe belajar, bakat, kemampuan, dan kebutuhan.
Kualitatif
Mengajar adalah upaya memfasilitasi pembelajaran (facilitation of learning), yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar peserta didik mencari makna dan pemahamannya sendiri.
Adapun beberapa ahli yang mengatakan bahwa mengajar dikatakan sebagai sebagai ilmu . Oleh karena itu, guru merupakan sosok pribadi manusia yang memang sengaja dibangun untuk menjadi tenaga professional yang memiliki pengetahuan dan kemampuan tinggi dalam dunia pendidikan yang tugasnya mengajar. Mengajar sebagai Seni  Sebagian ahli memandang mengjar adalah seni bukan ilmu, tidak semua orang berilmu bisa menjadi guru yang piawai dalam hal mengajar.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan suatu cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan.
Jadi disini dapat disimpulkan bahwa Metode mengajar yaitu salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran, yang pada dasarnya metode mengajar ini merupakan  teknik yang digunakan didalam melakukan interaksi dengan siswa disaat proses kegiatan belajar mengajar.
Metode mengajar memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.

1. Metode sebagai Alat motivasi Ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah petingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman. A.M (1988;90) adalah motif – motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. Salah satu masalah yang dihadapi oleh guru untuk menyelenggarakan pengajaran adalah bagaimana memotivasi atau menumbuhkan motivasi dalam diri peserta didik secara secara efektif. Keberhasilan suatu pengajaran sangat dipengaruhi oleh adanya penyediaan motivasi atau dorongan.
Beberapa kesukaran yang dialami oleh seorang guru untuk memotivasi peserta didik, misalnya:
  1. Realitas bahwa guru belum memahami sepenuhnya akan motif.
  2. Motif  itu sendiri bersifat perseorangan.
  3. Tida ada alat, metode, atau teknik tertentu yang dapat memotivasi peserta didik dengan cara yang sama atau dengan hasil yang sama.
Sebaiknya guru menyadari fungsi motivasi itu sebagai proses, yang memiliki fungsi berikut ini:
  1. Memberi semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat dan siaga.
  2. Memusatkan perhatian peserta didik pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.
  3. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka panjang.
Beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi adalah melalui cara yang belajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik, memberi kesempatan peserta didik untuk menyalurkan keinginan belajarnya, menggunakan media dan alat bantu yang menarik perhatian peserta didik, seperti gambar, foto, diagram, dan sebagainya.
 2. Metode Sebagai Strategi Pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam – macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.
 Penggunaan metode dalam pembelajaran berfungsi sebagai strategi yang digunakan untuk pengelolaan kelas yang memiliki karakteristik siswa yang berbeda dan berasal dari berbagai keadaan sosial, budaya dan latar belakang yang berbeda. Oleh karena itu, dengan penggunaan metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar akan dapat mencapai tujuan yang diinginkan dalam proses belajar mengajar.

 3. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Tujuan adalah suatu cita – cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus sesuai dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akan sia – sialah tujuan tersebut. Penerapan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dengan penerapan metode yang tepat akan memudahkan siswa untuk menerima materi pelajaran yang diajarkan.
Keberhasilan guru  dalam mengajar terlihat jika  siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tidak bisa terlepas dari penggunaan suatu metode karena dengan penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran akan dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan berdampak bagi hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru  harus pintar-pintar memilih metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.

  

2.2 Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam Menentukan Metode Mengajar.
Metode mengajar merupakan syarat mutlak yang harus disertakan dalam proses belajar mengajar, karena metode mengajar merupakan cara atau proses mencapai tujuan pengajaran yaitu tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar.
Setiap guru yang akan menyajikan materi pelajaran kepada anak didiknya, perlu memahami arti, peranan serta penggunaan metode mengajar, karena metode yang digunakan itu akan berpengaruh sekali terhadap berhasil tidaknya suatu tujuan yang akan dicapai tergantung pada penggunaan metode yang tepat. Penggunaan metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menciptakan pembelajaran yang efektif.
Setiap metode memiliki karakteristik tersendiri oleh karena itu, kita perlu memilih suatu atau beberapa metode yang sesuai untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Jadi dalam pemilihan tersebut bukanlah salah satu metode yang digunakan secara monoton, tetapi bervariasi dan
 Jangan dikira bahwa pemilihan metode itu sembarangan. Jangan diduga bahwa penentuan metode itu tanpa harus mempertimbangkan faktor-faktor lain. Sebagai suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Maka itu, siapapun yang telah menjadi guru harus mengenal, memahaminya, dan digunkaan sebagai pedoman ketika akan melaksanakan pemilihan dan penentuan metode. Tanpa mengindahkan hal ini, metode yang digunakan akan sis-sia saja.
Bila ada para ahli yang mengatakan bahwa makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan adalah pendapat yang mengandung nilai kebenaran. Tapi jangan didukung bila ada para ahli yang mengatakan bahwa semua metode adalah baik dan tidak ada kelemahannya, karena pernyataan tersebut adalah pendapat yang keliru.
Dalam pandangan yang sudah diakui kebenarannya mengatakan, bahwa setiap metode mempunyai sifat masing-masing, baik mengenai kebaikan-kebaikannya maupun menetapkan mengenai kelemahan-kelemahannya. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-masing metode tersebut. Winarno Surakhmad ( 1990 ; 97) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut :
a.      Anak Didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya. Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacam-macam. Demikian juga halnya mengenai jenis kelamin mereka, ada berjenis kelamin laki-laki dan ada yang berjenis kelamin perempuan. Postur tubuh mereka ada yang tinggi, sedang, dan ada pula yang rendah, usia anak didik kemampuan dan motivasinya. Pendek kata, dari aspek fisik ini selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik.
Jika pada aspek biologis diatas ada persamaan dan perbedaan, maka pada aspek intelektual juga ada perbedaan. Para ahli sepakat bahwa secara intelektual, anak didik selalu menunjukkan perbedaan. Hal ini terlihat dari cepatnya tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang diberikan dalam kegiatan belajar mengajar, dan lambatnya tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang diberikan guru. Tinggi atau rendahnya kreativitas anak didik dalam mengolah kesan dari bahan pelajaran yang baru diterima bisa dijadikan tolok ukur dari kecerdasan seorang anak. Kecerdasan seorang anak terlihat seiring dengan meningkatkannya kematangan usia anak. Daya pikir anak bergerak dari cara berpikir konkret ke arah cara berpikir abstrak. Anak-anak usia SD lebih cenderung berpikir konkret. Sedangkan anak-anak SLTP atau SLTA sudah mulai dapat berpikir abstrak. Berdasarkan IQ anak, ditentukanlah klasifikasi kecerdasan seorang dengan perhitungan tertentu. Dari IQ pula diketahui persamaan dan perbedaan kecerdasan seseorang.
Dari aspek psikologis sudah diakui ada juga perbedaan. Di sekolah, perilaku anak didik selalu menunjukkan perbedaan, ada yang pendiam, ada yang kreatif, ada yang suka bicara, ada yang tertutup ( introver ), ada yang terbuka (ekstrover ), ada yang pemurung, ada yang periang, dan sebagainya.
Semua perilaku anak didik tersebut mewarnai suasana kelas. Dinamika kelas terlihat dengan banyaknya jumlah anak dalam kegiatan belajar mengajar. Kegaduhan semakin terasa jika jumlah anak didik sangat banyak di dalam kelas. Semakin banyak jumlah anak didik di kelas, semakin mudah terjadi konflik dan cenderung sukar dikelola.
Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis sebagaimana disebutkan di atas, mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar  yang kreatif dalam sekon yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional. Dengan demikian jelas, kematangan anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran.
b.                  Tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan adalah sasaran yang ditujuan dari setiap kegiatan belajar mengajar.Tujuan yang ingin dicapai ini ialah tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran merupakan rumusan yang menggambarkan tentang perubahan tingkah laku apa yang akan diperoleh, siswa sebagai akibat dan pengajaran.Dalam system pengajaran, tujuan harus dapat memberikan gambaran yang jelas tentang bentuk tingkah laku yang diharapkan dapat dimiliki siswa. Maka dari itu tujuan harus merupakan suatu rumusan yang bersifat spesifik. Dalam menentukan tujuan yang spesifik, harus diperhatikan tiga unsure yaitu meliputi aspek kognitif, afektif dan aspek psikomotor. Tujuan yang  jelas dan spesifik akan memberikan pegangan dan petunjuk tentang metode mengajar. Hal ini sesuai dengan fungsi metode itu sendiri yaitu cara untuk mencapai tujuan. Selain itu, tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai jenis dan fungsinya. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi, yaitu tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan kurikulum, tujuan institusional, dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan intermediter (antara), yang paling langsung dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Tujuan pembelajaran dikenal ada dua, yaitu TIU ( Tujuan Instruksional Umum) dan TIK (Tujuan Instruksional Khusus).
Perumusan tujuan instruksional khusus, misalnya akan mempengaruhi kemampuan yang bagaimana yang terjadi pada diri anak didik. Proses pengajaran pun dipengaruhinya. Demikian juga penyeleksian metode yang harus guru gunakan di kelas. Metode yang guru pilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Artinya, metodelah yang harus tunduk kepada kehendak tujuan dan bukan sebaliknya. Karena itu, kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya dan didalam pemilihan metode mengajar yang tepat untuk mencapai tujuan haruslah memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan.
c.                   Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi belajar mengajar di alam terbuka, yaitu di luar ruang sekolah. Maka guru dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai situasi yang diciptakan itu. Di lain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan, maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara berkelompok. Anak didik dibagi ke dalam beberapa kelompok belajar di bawah pengawasan dan bimbingan guru. Di sana semua anak didik dalam kelompok masing-masing diserahi tugas oleh guru untuk memecahkan suatu masalah. Selain itu juga sering kali seorang guru tidak dapat mengendalikan waktu, sehingga terjadi bahan pelajaran sudah selesai, tetapi waktu masih panjang. Atau sebaliknya, waktu sudah habis tetapi bahan belum tuntaa. Hal ini membawa pengaruh terhadap proses belajar mengajar. Oleh karena itu dalam metode mengajar, faktor waktu harus diperhatikan. Agar faktor waktu dapat diatur dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan pengendalian waktu yaitu dengan menyusun jadwal dan alokasi waktu. Dalam pengajaran, alokasi waktu berpedoman dengan tujuan. Berapa banyak tujuan yang akan dicapai, serta berapa lama suatu materi dapat dipelajari siswa, seorang guru dapat membuat perincian waktu yang telah ditetapkan didalam kurikulum, sehingga proses belajar mengajar dapat sesuai dengan waktu yang telah di rencanakan. Dalam hal ini tentu saja guru telah memilih metode mengajar untuk membelajarkan anak didiknya, yaitu metode problem solving. Demikianlah, situasi yang diciptakan guru mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
d.                  Fasilitas dan dana yang tersedia
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. Ketiadaan laboratorium untuk praktek IPA, misalnya, kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau metode demontrasi. Demikian juga halnya ketiadaan mempunyai fasilitas olahraga, tentu sukar bagi guru menerapkan metode latihan. Justru itu, keampuhan suatu metode mengajar akan terlihat jika faktor lain mendukung. Kemudian dana juga sering menjadi hambatan  masalah dalam menggunakan metode mengajar. Tidak jarang karena dana tidak tersedia, suatu metode yang dianggap baik untuk menyajikan suatu materi tidak dapat digunakan.
e.                   Guru
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa dalam mencapai keberhasilan pengajaran. Salah satu faktor untuk mencapai suatu keberhsilan dalam proses belajar mengajar, guru harus dapat menerapkan suatu cara untuk tercapainya tujuan tersebut. Guru dituntut untuk dapat menggunakan berbagai metode, baik secara tunggal maupun bervariasi, dengan berpedoman dengan tujuan yang akan dicapainya.
Setiap metode mengajar  mempunyai kebaikan dan kelemahannya. Suatu metode yang baik bagi seorang guru, belum tantu baik untuk guru yang lain di dalam menyampaikan suatu materi pelajaran. Untuk menghasilkan metode yang efektif maka seorang guru harus dapat memahami dan mengerti kebaikan dan kelemahan dari masing-masing metode tersebut.
 Berdasarkan kemampuan guru dalam menggunakan dan memilih metode mengajar, maka dalam hal ini dapat menunjang tercapainya proses belajar mengajar yang efektif. Selain metode yang dipergunakan setiap guru juga mempunyai kepribadian yang berbeda. Seorang guru misalnya kurang suka berbicara, tetapi seorang guru yang lain suka berbicara. Seorang guru yang bertitel sarjana bukan pendidikan dan keguruan dibidang penguasaan ilmu kependidikan dan keguruan. Guru yang sarjana pendidikan dan keguruan barangkali lebih banyak mengasai metode-metode mengajar, karena memang dia dicetak sebagai tenaga ahli di bidang keguruan dan wajar saja dia menjiwai dunia guru.
f. Sifat materi yang akan disampaikan.
Isi proses belajar mengajar akan tercermin dalam bahan yang dipelajari oleh siswa. Hal ini akan berpengaruh terhadap metode mengajar yang akan dipilih, karena dengan mengetahui sifat materi pelajaran terlebih dahulu. Menurut pendapat E. Kusuma (1979:86) karakteristik bahan pelajaran dapat dikelompokan sebagai berikut “ Materi pelajaran dapat dikelompokan atas mata pelajaran Vokasional yaitu mata pelajaran yang membina kecakapan tertentu yang menjabat suatu jabatan dan mata pelajaran yang bersifat non vokasional atau mata pelajaran yang membina pengetahuan umum. Dengan demikian bahwa dalam memilih metode mengajar itu, haruslah melihat kaarakteristik dan bahan mata pelajaran tersebut. Karena metode yang dipergunakan untuk menyampaikan bahan pelajan rang bersifat vokasional dengan akan berbeda dengan metode yang akan digunakan untuk pelajaran yang bersifat non vokasional.
Sebagai penyegaran kembali dari inti kesan atas uraian tersebut dapatlah dibutiri faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode mengajar, yaitu anak didik,tujuan yang ingin dicapai, situasi, fasilitas dan dana yang tersedia, guru dan sifat materi yang akan disampaikan.


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar mempunyai fungsi yang penting di dalam mencapai tujuan pengajaran, karena tanpa metode yang efektif tujuan pengajaran tidak akan berhasil dengan baik. Dalam pemilihan metode mengajar perlu mempertimbangkan beberapa faktor antara lain faktor tujuan yang ingin dicapai, faktor anak didik, tujuan yang ingin dicapai, situasi, fasilitas dan dana yang tersedia, guru dan sifat materi yang akan disampaikan. Setiap metode mengajar mempunyai karakteristik tersendiri yaitu berupa kelebihan dan kekurangan. Untuk menutupi kekurangan suatu metode maka metode tersebut harus digunakan secara terpadu dengan metode lainnya. Dengan demikian dalam kegiatan belajar mengajar akan terdapat beberapa metode yang digunakan secara terpadu. Pemilihan metode mengajar didasarkan atas kemampuan seorang guru dalam menggunakan metode mengajar dan sesuai dengan bahan yang diajarkan.
3.2 SARAN
            Mengingat penentuan metode dalam pembelajaran sangat penting bagi berlangsungnya proses belajar mengajar, maka guru dituntut untuk mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik  pembelajaran  yang akan dipakai dalam pembelajaran. Hal ini untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang di berikannya. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan.
















No comments:

Post a Comment